Serba-serbi terkait psikologi font yang penting buat kamu ketahui dalam membuat sebuah desain yang baik dan efektif.
Desain grafis merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki peran penting dalam dunia bisnis.
Sebagai bagian dari branding, desain grafis harus mampu mempresentasikan pesan dan nilai yang ingin disampaikan oleh suatu perusahaan kepada khalayak.
Salah satu unsur yang paling penting dalam desain grafis adalah tipografi atau penggunaan huruf pada suatu desain.
Tipografi yang tepat dapat memberikan kesan yang berbeda-beda tergantung dari jenis huruf yang digunakan. Inilah yang disebut dengan font psychology, yaitu psikologi yang terkait dengan reaksi visual dan emosional yang ditimbulkan dari jenis huruf pada suatu desain.
Dalam artikel ini, Sekolah Desain akan dibahas lebih lanjut mengenai psikologi fontdan pentingnya dalam desain grafis, dikutip dari 99designs.com.
Psikologi Font – Freepik
Apa itu psikologi font?
Psikologi font adalah studi tentang bagaimana jenis huruf yang berbeda dapat memengaruhi persepsi dan sikap seseorang terhadap teks yang ditampilkan.
Ini melibatkan pemahaman bagaimana penggunaan jenis huruf tertentu dapat memengaruhi pembaca secara emosional, kognitif, dan estetika.
Tujuan dari psikologi fontadalah untuk memilih jenis huruf yang tepat untuk tujuan tertentu, seperti iklan, media sosial, atau desain web, sehingga dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan mempengaruhi respons pembaca secara positif.
Secara mendasar, psikologi font adalah reaksi visual dan emosional yang muncul ketika kita melihat suatu jenis huruf tertentu.
Menurut Aturan Komunikasi Personal Albert Mehrabian, 93 persen koneksi personal bersifat non-verbal, artinya ide dan nilai harus disampaikan dengan cara yang paling sederhana.
Bergantung pada apa yang kita lihat, pemikiran, perasaan, dan tindakan kita akan terpengaruh dengan cara yang berbeda.
Salah satu teori yang digunakan dalam psikologi untuk menjelaskan bagaimana suatu font dipersepsikan oleh orang lain adalah Model Font Kolenda.
Ini adalah panduan langkah demi langkah yang membedah cara kita mempersepsikan font dan apa yang kita hubungkan dengan mereka.
Ketika seseorang melihat suatu font, mereka membuat asosiasi antara font dan suatu sifat tertentu.
Misalnya, jika seseorang melihat merek kebugaran yang berkaitan dengan meningkatkan kekuatan.
Dengan menggunakan huruf yang tebal, pelanggan akan melihat font itu dan berpikir: tebal, besar, dan berat. Persepsi tersrbut, kemudian juga akan dikaitkan dengan sebuah merek kebugaran.
Psikologi Font – Freepik
Kenapa harus menerapkan psikologi font?
Ketika kita merancang sesuatu, ada tujuan akhir yang ingin dicapai. Salah satu alat kunci dalam toolkit desain adalah memilih font yang akan menginspirasi dan memberi kekuatan pada pesanmu, memungkinkanmu untuk mencapai tujuan yang kamu tetapkan.
Jika kamu merancang untuk penjualan kilat, font signage yang tepat akan membantu memicu konsumen untuk membeli daripada hanya sekadar melihat-lihat.
Kombinasi font yang sempurna untuk postingan media sosial membuat konsumen lebih cenderung terus kembali dan terlibat dengan kontenmu.
Menciptakan perasaan kegembiraan dan kepercayaan membuat orang-orang akan bersemangat untuk terlibat dan membeli produk kamu.
Tentunya, psikologi font sama pentingnya untuk memastikan kamu tidak memilih font yang salah.
Tanpa menerapkan psikologi font, kerja keras kamu bisa saja terbuang secara sia-sia. Lantaran font yang kamu pilih tak bisa menyampaikan tujuan dengan baik.
Misalnya, sebagai contoh, kamu ingin menjual hadiah dalam kampanye Hari Ibu. Kamu telah membuat iklan yang memukau yang akan membuat kita terharu.
Sayangnya kamu malah menggunakan Georgia sebagai font dalam iklan kamu. Alih-alih merasakan nostalgia, cinta, dan kebahagiaan, konsumen malah akan merasa tidak terharu sama sekali, akibat kesalahan pemilahan font.
Memastikan logo, warna, bentuk, dan font kamu semua bekerja sama dalam harmoni adalah apa yang akan membedakan antara psikologi font yang benar dan yang salah.
Comments